Selasa, 09 Juni 2015



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN BUBUT
A. Pengertian mesin bubut
            Mesin bubut merupakan salah satu jenis mesin perkakas. Prinsip kerja pada proses turning atau lebih dikenal dengan proses bubut adalah proses penghilangan bagian dari benda kerja untuk memperoleh bentuk tertentu. Di sini benda kerja akan diputar/rotasi dengan kecepatan tertentu bersamaan dengan dilakukannya proses pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan (feeding).



Gambar 1. Gerakan Utama Mesin Bubut
B. Perawatan dan pemeliharaan bagian dan komponen mesin bubut
            Seperti mesin-mesin yang lain, mesin bubut memiliki bagian-bagian yang memiliki fungsinya masing-masing. Bagian-bagian utama pada mesin bubut konvesional pada umumnya sama walaupun merk atau buatan pabrik yang berbeda, hanya saja terkadang posisi handel/tuas, tombol, tabel penunjukan pembubutan, dan rangkaian penyusunan roda gigi untuk berbagai jenis pembubutan letak/posisinya berbeda. Demikian juga cara pengoperasiannya karena memiliki fasilitas yang sama juga tidak jauh berbeda. Bagian-bagian mesin bubut ini tentu memiliki kemungkinan mengalami kerusakan, oleh karena itu pada bagian – bagian ini perlu mendapatkan perawatan.

1.      Sumbu Utama (Main Spindle)
            Sumbu utama atau dikenal dengan main spindle merupakan suatu sumbu utama mesin bubut yang berfungsi sebagai dudukan chuck (cekam), plat pembawa, kolet, senter tetap, dan lain-lain. Di dalam chuck atau cekam terdapat susunan roda gigi yang dapat digeser-geser melalui handel/tuas untuk mengatur putaran mesin sesuai kebutuhan pembubutan. Di dalam kepala tetap ini terdapat serangkaian susunan roda gigi dan roda pulley bertingkat ataupun roda tunggal dihubungkan dengan sabuk V atau sabuk rata. Dengan demikian, kita dapat memperoleh putaran yang berbeda-beda apabila hubungan di antara roda tersebut diubah-ubah menggunakan handel/tuas pengatur kecepatan (A), (C), dan (F). Roda (Pully V) bertingkat ini biasanya terdiri dari 3 atau 4 buah keping dengan sumbu yang berbeda dan diputar oleh sebuah motor listrik.
            Putaran yang dihasilkan ada dua macam yaitu putaran cepat dan putaran lambat. Putaran cepat biasanya dilakukan pada kerja tunggal untuk membubut benda dengan sayatan tipis, sedangkan putaran lambat untuk kerja ganda yaitu untuk membubut dengan tenaga besar dan pemakanannya tebal (pengasaran). Arah putaran mesin dapat dibalik menggunakan tuas pembalik putaran (C), hal ini diperlukan dengan maksud misalnya untuk membubut ulir atau untuk membubut dengan arah berlawanan sesuai dengan sudut mata potong pahat.

Gambar 2.  Sumbu Utama

            Kerusakan yang umum terjadi pada kepala tetap mesin bubut di antaranya adalah putaran poros utama tersendat-sendat dan terlalu berat, suhu atau temperatur pada kepala lepas terlalu tinggi, terjadinya suara yang bising pada kepala lepas, serta tidak senter. Hal ini biasanya dikarenakan karena bearing-bearing pada spindel utama  atau poros mesin bubut sudah aus/gocak/longgar. Memang untuk menggantinya membutuhkan waktu cukup banyak, mengingat kita harus membongkar headstock sebaiknya juga memeriksa baring-bearing pada sumbu transmisi. Kerusakan yang seperti ini menyebabkan hasil bubutan seperti oval. Ketika diukur dengan posisi berbeda 90 derajat ada selisih besar diameternya. Terjadi baik kala membubut luar maupun membubut diameter dalam (lubang).
            Selain pada poros utama, perawatan mesin bubut  berkala selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah cara menyetel roda gigi pengganti. Rangkaian roda gigi pengganti atau  changing gear bubut menghubungkan rotasi spindle dengan poros otomatis pakan dan poros threading. Untuk menyetelnya bisa ditempatkan kertas tipis diantara roda gigi satu dengan yang lain. Roda gigi harus bisa berputar menggilas kertas tipis tersebut. Baut penjepit kemudian harus diperketat. Lepaskan kertas tipis tersebut. Ruang kosong antara gigi, di mana kertas tipis tadi ditempatkan, dikenal sebagai backlash, yaitu speling antar roda gigi. Pada mesin bubut yang dianjurkan adalah antara 0,007 dan 0,011 inci. Jika roda gigi yang berisik, berarti masih terlalu rapat. Setelah selesai penyetelan tambahkan sedikit pelumas diantara roda gigi.
Gambar 3. Pengaturan Backlash dalam Rangkaian Roda Gigi Pengganti
           
            Selanjutnya, bagian mesin bubut yang memerlukan perawatan berkala adalah van belt (Tali Kipas). Sabuk ini menghantarkan daya dari motor ke poros. Untuk menemukan van belt ini, cukup membuka tutup ruang gigi dan motor pada headstock. Pastikan bahwa semua kontrol listrik mati saat melepas tali kipas.
            Jika Anda melihat bahwa satu atau lebih dari van belt yang tampaknya terlalu lentur atau retak, ini harus mendapat perhatian atau diganti. Periksa ketegangan van belt dengan menerapkan tekanan jari untuk van belt masing-masing pada titik tengah antara dua vully. Untuk ketegangan yang benar defleksi (kekenduran) yang diperbolehkan adalah  sekitar 3 / 8 inci (9,2 mm) dalam sabuk masing-masing. Jika jumlah defleksi lebih dari 3 / 8 inci di salah satu atau lebih dari sabuk, harus diganti.
Gambar 4. Ruang Gear pada Headstock

Gambar 5. Memeriksa Ketegangan Tali Kipas

2.      Meja Mesin (Bed)
            Meja mesin bubut berfungsi sebagai tempat dudukan kepala lepas, eretan, penyangga diam (steady rest), dan merupakan tumpuan gaya pemakanan waktu pembubutan. Bentuk alas ini bermacam-macam, ada yang datar dan ada yang salah satu atau kedua sisinya mempunyai ketinggian tertentu.
            Perawatan yang harus dilakukan pada meja mesin ini adalah membersihkannya dari kotoran, beram-beram sisa pembubutan, ataupun cairan pendingin karena permukaan meja mesin ini halus dan rata, sehingga gerakan kepala lepas dan lain-lain di atasnya harus lancar sehingga mesin bubut dapat menghasilkan hasil pembubutan yang presisi. Selain itu, bedways atau lintasan merupakan salah satu bagian yang paling sering mengalami keausan, karenanya pelumasan adalah hal yang wajib dilakukan.
Gambar 6. Meja Mesin Bubut
            Selanjutnya adalah perawatan pada bantalan penghapus kotoran. Perawatan kali ini kelihatan sepele, hal ini dikarenakan efek dari perawatan ini tidak terasa segera, tapi setelah kurun waktu tertentu. Kebanyakan mesin bubut dilengkapi dengan bantalan penghapus kotoran di bagian yang bersentuhan dengan bed. Bantalan ini biasanya terbuat dari karet yang akan menampung minyak pelumas. Wiper dirancang untuk mencegah chip kecil (bram/tatal) dan kotoran antara slide dan lintasan bed. Wiper menahan partikel halus dari kotoran  sebelum mereka mendapatkan ruang diantara dua permukaan geser. Wiper sesekali harus dihapus, dibersihkan, dan diisi dengan minyak secara teratur. Anda tidak harus menggunakan udara bertekanan kompressor untuk membersihkan mesin bubut. Kompresi udara akan mendorong partikel halus terjebak dalam wiper antara permukaan yang bersentuhan dengan bed, menyebabkan keausan dini pada permukaan presisi.
Gambar 7. Wiper Pads

3.      Eretan (Carriage)
Eretan terdiri atas eretan memanjang (longitudinal carriage) yang bergerak sepanjang alas mesin, eretan melintang (cross carriage) yang bergerak melintang alas mesin, dan eretan atas (top carriage) yang bergerak sesuai dengan posisi penyetelan di atas eretan melintang. Kegunaan eretan ini adalah untuk memberikan pemakanan yang besarnya dapat diatur menurut kehendak operator yang dapat terukur dengan ketelitian tertentu yang terdapat pada roda pemutarnya. Perlu diketahui bahwa semua eretan dapat dijalankan secara otomatis ataupun manual.
Gambar 8. Eretan
            Kesalahan atau kerusakan yang sering timbul pada eretan adalah pertama, eretan sangat berat meluncur pada mesin bubut maka penyelesaianya adalah lakukan pemeriksaan baut-baut penyetel kerapatan eretan, apabila terlalu kuat longgarkan baut-baut tersebut. Kedua, hasil pekerjaan tidak rata.hal ini terjadi karena adanya ganguan pada pinion gear, usaha mengatasinya ialah dengan memperbaki gigi pinion atau menganti gigi pinion yang baru. Ketiga, pemakanan pada benda kerja tidak rata pada waktu langkah otomatis atau penyayatan otomatis, hal ini disebabkan oleh tidak senternya poros trasportir. Keempat terlalu berat pada waktu pemotongan menyilang, kemungkinan ini disebabkan terlalu kuatnya pengikat baut untuk pemotongan menyilang, maka longgarkan ikatan baut. Kelima, tidak rata permukaan penyayatan menyilang (facing) yang kemungkinan disebabkan tidak tepatnya penyetelan baut-baut pengikat poros utuk pemakanan. Keenam, terlalu keras gerakan toolpost yang disebabkan oleh gangguan pemasangan pasak. Ketujuh, kedudukan toolpost kurang teliti sehingga pemakanan kurang baik. Kedelapan, pompa pada apron sangat sulit dioprasikan. Hal ini disebabkan minyak pelumas yang sudah kotor, maka lakukan pembersian atau pengantian minyak pelumas serta membersihkan pipa-pipa salurannya.
a.             Eretan Atas
Eretan atas berfungsi sebagai dudukan penjepit pahat yang sekaligus berfungsi untuk mengatur besaran majunya pahat pada proses pembubutan ulir, alur, tirus, champer (pingul), dan lain-lain yang ketelitiannya bisa mencapai 0,01 mm. Eretan ini tidak dapat dijalankan secara otomatis, melainkan hanya dengan cara manual. Kedudukannya dapat diatur dengan memutarnya sampai posisi 360°, biasanya digunakan untuk membubut tirus dan pembubutan ulir dengan pemakanan menggunakan eretan atas.
Untuk perawatan eretan atas, perlu dilakukan pengecekan secara rutin atau sebelum melakukan pembubutan, jika pada setiap eretan timbul gesekan berarti perlu dilakukan  pelumasan. Jika pada tutup eretan pecah maka harus mengganti tutup eratan yang baru. Jika eretan atas juga menggunakan gib tirus maka hal yang kita lakukan untuk menyetelnya, sama menyetel gib pada eretan melintang, namun jika menggunakan gib lurus maka kita harus menyetel baut-baut pengunci di sebelahnya.
Gambar 9. Eretan Atas
b.             Eretan Lintang
Eretan lintang berfungsi untuk menggerakkan pahat melintang alas mesin atau arah ke depan atau ke belakang posisi operator yaitu dalam pemakanan benda kerja. Pada roda eretan ini juga terdapat dial pengukur untuk mengetahui berapa panjang langkah gerakan maju atau mundurnya pahat.
Untuk perawatan eretan lintang, perlu dilakukan pengecekan secara rutin atau sebelum melakukan pembubutan, jika pada setiap eretan timbul gesekan berarti perlu dilakukan  pelumasan. Jika pada tutup eretan pecah maka harus mengganti tutup eratan yang baru. Untuk mengetahui kelonggaran eretan, bisa dengan menggoyangkan bagian atasnya atau dengan memutar handelnya maju mundur sambil  menahan bagian atas eretan. Jika terasa longgar lakukan hal berikut : pertama melonggarkan sekrup GiB yang sama di muka dan belakang eretan melintang, kemudian kembali mengencangkan sekrup depan untuk menyesuaikan GiB di posisi baru  lalu mengencangkan atau memberi tahanan dengan baut di bagian belakang agar memperoleh toleransi gesekan yang cukup. Setelah penyesuaian selesai, gerakkan eretan melintang ke seluruh lintasannya untuk memastikan kelancaran gerakannya.
Gambar 10. Baut Penyetel di Depan
4.      Kepala Lepas (Tail Stock)
            Kepala lepas digunakan untuk dudukan senter putar sebagai pendukung benda kerja pada saat pembubutan, dudukan bor tangkai tirus, dan cekam bor sebagai menjepit bor. Kepala lepas dapat bergeser sepanjang alas mesin, porosnya berlubang tirus sehingga memudahkan tangkai bor untuk dijepit. Tinggi kepala lepas sama dengan tinggi senter tetap.
            Kepala lepas ini terdiri dari dua bagian yaitu alas dan badan, yang diikat dengan 2 baut pengikat (A) yang terpasang pada kedua sisi alas. Kepala lepas sekaligus berfungsi untuk pengatur pergeseran badan kepala lepas untuk keperluan agar dudukan senter putar sepusat dengan senter tetap atau sumbu mesin atau tidak sepusat yaitu pada waktu membubut tirus di antara dua senter. Selain roda pemutar (B), kepala lepas juga terdapat dua lagi lengan pengikat yang satu (C) dihubungkan dengan alas yang dipasang mur, di mana fungsinya untuk mengikat kepala lepas terhadap alas mesin agar tidak terjadi pergerakan kepala lepas dari kedudukannya. Sedangkan yang satunya (D) dipasang pada sisi tabung luncur/rumah senter putar, bila dikencangkan berfungsi agar tidak terjadi pergerakan longitudinal sewaktu membubut.
Gambar 11. Kepala Lepas
            Kepala lepas mudah bergetar atau tidak stabil selama pelaksanan pembubutan. Jika hal ini terjadi kemungkinan ialah kurang kuatnya pengikat baut pengikat kepala lepas dengan meja atau rangka mesin. Sehingga yang perlu dilakukan adalah mengencangkan pengikat baut kepala lepas dengan meja atau rangka mesin. Selain itu tail stock yang tidak pusat menyebabkan mesin bubut menghasilkan pemotongan  yang tidak lurus.
            Posisi tuas pengunci penjepit  bed pada tailstock harus disesuaikan dan harus ditempatkan sebelum pusat mati atas atau tidak sampai posisi 90 derajat. Hal ini dimaksudkan agar mendapatkan jepitan yang lebih kuat.  
Gambar 10. Posisi Tuas Pengunci Penjepit Bed pada Tailstock

Gambar 11. Penyesuaian Baut Pengunci Tailstock
            Tuas ini disesuaikan dengan baut mengunci yang terletak di bagian bawah plat tailstock yang menjepitnya dengan bed. Putar baut searah jarum jam untuk meningkatkan kekuatan penjepit. Bubut juga dapat dilengkapi dengan baut tambahan pada tailstock tersebut. Baut ini digunakan untuk memberikan tindakan penjepit tambahan bila diperlukan, misalnya bila menggunakan tailstock untuk proses masal dengan ukuran yang sama, sehingga tidak perlu mengencangkan tuas berulang kali, karena posisinya telah dimatikan oleh baut ini untuk sementara.

5.      Tuas Pengatur Kecepatan Transporter dan Sumbu Pembawa
            Tuas pengatur kecepatan (A), digunakan untuk mengatur kecepatan poros transporter dan sumbu pembawa. Ada dua pilihan kecepatan yaitu kecepatan tinggi dan kecepatan rendah. Kecepatan tinggi digunakan untuk pengerjaan benda-benda berdiameter kecil dan pengerjaan penyelesaian, sedangkan kecepatan rendah digunakan untuk pengerjaan pengasaran, ulir, alur, mengkartel, dan pemotongan (cut off).
Gambar 12. Tuas Pengatur Kecepatan Transporter dan Sumbu Pembawa

6.      Penjepit Pahat (Tools Post)
            Penjepit pahat digunakan untuk menjepit atau memegang pahat, yang bentuknya ada beberapa macam. Jenis ini sangat praktis dan dapat menjepit pahat 4 (empat) buah sekaligus sehingga dalam suatu pengerjaan bila memerlukan 4 (empat) macam pahat dapat dipasang dan disetel sekaligus.
Gambar 3.14 : Toolpost
7.      Kran Pendingin
            Kran pendingin digunakan untuk menyalurkan pendingin (collant) kepada benda kerja yang sedang dibubut dengan tujuan untuk mendinginkan pahat pada waktu penyayatan sehingga dapat menjaga pahat tetap tajam dan panjang umurnya. Hasil bubutannya pun halus.
Gambar 3.15 : Kran Pendingin
8.      Roda Pemutar
            Roda pemutar yang terdapat pada kepala lepas digunakan untuk menggerakkan poros kepala lepas maju ataupun mundur. Berapa panjang yang ditempuh ketika maju atau mundur dapat diukur dengan membaca cincin berskala (dial) yang ada pada roda pemutar tersebut. Pergerakan ini diperlukan ketika hendak melakukan pengeboran untuk mengetahui atau mengukur seberapa dalam mata bor harus dimasukkan.

9.      Transporter dan Sumbu Pembawa
            Transporter atau poros transporter adalah poros berulir segi empat atau trapesium yang biasanya memiliki kisar 6 mm, digunakan untuk membawa eretan pada waktu kerja otomatis, misalnya waktu membubut ulir, alur, atau pekerjaan pembubutan lainnya. Sedangkan sumbu pembawa atau poros pembawa adalah poros yang selalu berputar untuk membawa atau mendukung jalannya eretan.




Gambar 16. Transporter dan Sumbu Pembawa

10.  Tuas Penghubung
            Tuas penghubung sebagaimana digunakan untuk menghubungkan roda gigi yang terdapat pada eretan dengan poros transpoter sehingga eretan akan dapat berjalan secara otomatis sepanjang alas mesin. Tuas penghubung ini mempunyai dua kedudukan. Kedudukan di atas berarti membalik arah gerak putaran (arah putaran berlawanan jarum jam) dan posisi ke bawah berarti gerak putaran searah jarum jam.

C. Perawatan dan pemeliharaan alat kelengkapan mesin bubut
1.      Cekam (Chuck)
            Cekam adalah sebuah alat yang digunakan untuk menjepit benda kerja. Jenisnya ada yang berahang tiga sepusat (Self centering chuck), dan ada juga yang berahang tiga dan empat tidak sepusat (Independenc chuck).


Gambar 17. Cekam
            Cekam rahang tiga sepusat, digunakan untuk benda-benda silindris, di mana gerakan rahang bersama-sama pada saat dikencangkan atau dibuka. Sedangkan gerakan untuk rahang tiga dan empat tidak sepusat, setiap rahang dapat bergerak sendiri tanpa diikuti oleh rahang yang lain, maka jenis ini biasanya untuk mencekam benda-benda yang tidak silindris atau digunakan pada saat pembubutan eksentrik.
Gambar 18 Jenis Cekam
            Perlu diketahui bahwa cekam rahang tiga maupun rahang empat dapat digunakan untuk menjepit bagian dalam atau bagian luar benda kerja. Posisi rahang dapat dibalik apabila dipergunakan untuk menjepit benda silindris atau untuk benda yang bukan silindris, misalnya flens, benda segi empat, dan lain-lain.
            Pada chuck sering terjadi kebalingan, jumlah baut pengikat poros chuck dalam yang kurang, atau baut chuck patah. Maka chuck tersebut harus disetel kembali ke keadaan semula serta sering dibersihkan agar hasil penyayatan lebih baik. 
Gambar 19. Cara Membersihkan Cekam

Pada kunci chuck adalah bagian alat yang sangat penting, karena alat yang sering digunakan untuk membuka dan mengencangkan pencekam, perawatan yang harus dilakukan adalah :
a.    Periksa bagian pengencang/ mulut pengunci terlihat aus atau tidak, jika terjadi aus maka pengencangangan terjadi slip.
b.    Jika terjadi aus, perlu penambahan daging, dengan cara pengelasan listrik.
c.    Setelah dilas kemudian, fraislah pengunci hingga terbentuk persegi (segi empat).
d.   Setelah terbentuk, rapihkanlah bagian yang tajam agar tidak melukai pekerja.


2.      Plat Pembawa
            Plat pembawa ini berbentuk bulat pipih digunakan untuk memutar pembawa sehingga benda kerja yang terpasang padanya akan ikut berputar dengan poros mesin, permukaannya ada yang beralur, dan ada yang berlubang.
Gambar 20. Plat Pembawa
3.      Pembawa
            Pembawa ada 2 (dua) jenis, yaitu pembawa berujung lurus dan pembawa berujung bengkok. Pembawa berujung lurus digunakan berpasangan dengan plat pembawa rata sedangkan pembawa berujung bengkok dipergunakan dengan plat pembawa beralur. Caranya benda kerja dimasukkan ke dalam lubang pembawa, terbatas dengan besarnya lubang pembawa kemudian dijepit dengan baut yang ada pada pembawa tersebut, sehingga akan dapat berputar bersama-sama dengan sumbu utama. Hal ini digunakan bilamana dikehendaki membubut menggunakan dua buah senter.
Gambar 21. Pembawa
4.      Penyangga
            Penyangga ada dua macam yaitu penyangga tetap (steady rest), dan penyangga jalan (follower rest). Penyangga ini digunakan untuk membubut benda-benda yang panjang, karena benda kerja yang panjang apabila tidak dibantu penyangga maka hasil pembubutan akan menjadi berpenampang elip/oval, tidak silindris, dan tidak rata. Apalagi bila membubut bagian dalam maka penyangga ini mutlak diperlukan. Penyangga tetap diikat dengan alas mesin sehingga dalam keadaan tetap pada kedudukannya, sedang penyangga jalan diikatkan pada meja eretan, sehingga pada saat eretan memanjang bergerak maka penyangga jalan mengikuti tempat kedudukan eretan tersebut.
Gambar 22. Penyangga
5.      Kolet (Collet)
            Kolet digunakan untuk menjepit benda silindris yang sudah halus dan biasanya berdiameter kecil. Bentuknya bulat panjang dengan leher tirus dan berlubang, ujungnya berulir dan kepalanya dibelah menjadi tiga.
Gambar 23. Kolet
            Kolet mempunyai ukuran yang ditunjukkan pada bagian mukanya yang menyatakan besarnya diameter benda yang dapat dicekam. Misalnya kolet berukuran 8 mm, berarti kolet ini dipergunakan untuk menjepit benda kerja berukuran  8 mm. Pemasangan kolet adalah pada kepala tetap dan dibantu dengan kelengkapan untuk menarik kolet tersebut. Karena kolet berbentuk tirus, alat penariknya pun berbentuk lubang tirus, dengan memutar ke kanan uliran batangnya.
6.      Senter
            Senter terbuat dari baja yang dikeraskan dan digunakan untuk mendukung benda kerja yang akan dibubut. Ada dua jenis senter yaitu senter mati (tetap) dan senter putar. Pada umumnya senter putar pemasangannya pada ujung kepala lepas dan senter tetap pemasangan-nya pada sumbu utama mesin (main spindle).
            Bagian senter yang mendukung benda kerja mempunyai sudut 60°, dan dinamakan senter putar karena pada saat benda kerjanya berputar senternya pun ikut berputar. Berlainan dengan senter mati (tetap) untuk penggunaan pembubutan di antara dua senter, benda tersebut hanya ikut berputar bersama mesin namun ujungnya tidak terjadi gesekan dengan ujung benda kerja yang sudah diberi lubang senter. Walaupun tidak terjadi gesekan sebaiknya sebelum digunakan, ujung senter dan lubang senter pada benda kerja diberi greace/gemuk atau pelumas sejenis lainnya.
Gambar 24. Senter
7.      Kelengkapan Tirus (Taper Attachment)
            Alat ini digunakan untuk membubut tirus. Selain menggunakan alat ini membubut tirus juga dapat dilakukan dengan cara menggeser kedudukan kepala lepas ataupun menggunakan eretan atas.
Gambar 25. Kelengkapan Tirus
D. Perawatan dan pemilharaan alat potong mesin bubut
            Yang dimaksud dengan alat potong adalah alat/pisau yang digunakan untuk menyayat produk/benda kerja. Dalam pekerjaan pembubutan alat potong yang digunakan adalah :
a.       Pahat bubut rata kanan.
Memiliki sudut baji 80º dan sudut-sudut bebas lainnya. Pada umumnya digunakan untuk pembubutan rata memanjang yang pemakanannya dimulai dari kiri ke arah kanan mendekati posisi cekam.
b.      Pahat bubut rata kiri
Memiliki sudut baji 55º dan sudut-sudut bebas lainnya. Pada umumnya digunakan untuk pembubutan rata memanjang yang pemakaiannya dimulai dari kiri ke arah kanan mendekati posisi kepala lepas,
c.       Pahat bubut muka
Memiliki sudut baji 55° dan sudut-sudut bebas lainnya. Pada umumnya digunakan untuk pembubutan rata permukaan benda kerja (facing) yang pemakanannya dapat dimulai dari luar benda kerja ke arah mendekati titik senter dan juga dapat dimulai dari titik senter ke arah luar benda kerja tergantung arah putaran mesinnya.
d.      Pahat bubut luar
Prosesnya adalah benda kerja yang akan dibubut bergerak berputar sedangkan pahatnya bergerak memanjang, melintang, atau menyudut tergantung pada hasil pembubutan yang diinginkan.
e.       Pahat bubut dalam
Digunakan untuk membubut bagian dalam atau memperbesar lubang yang sebelumnya telah dikerjakan dengan mata bor.
f.       Pahat potong
Menggunakan tangkai digunakan untuk memotong benda kerja.
g.      Pahat bentuk
Digunakan untuk membentuk permukaan benda kerja dan bentuknya sangat banyak dan dapat diasah sesuai bentuk yang dikehendaki operatornya.
h.      Pahat keras
Pahat yang terbuat dari logam keras yang mengandung bahan karbon tinggi yang dipadu dengan bahan-bahan lainnya, seperti cemented carbid, tungsten, wide, dan lain-lain. Pahat jenis ini tahan terhadap suhu kerja sampai dengan kurang lebih 1.000° c, sehingga tahan aus/gesekan tetapi getas/rapuh dan dalam pengoperasiannya tidak harus menggunakan pendingin, sehingga cocok untuk mengerjakan baja, besi tuang, dan jenis baja lainnya dengan pemakanan yang tebal namun tidak boleh mendapat tekanan yang besar. Di pasaran pahat jenis ini ada yang berbentuk segi tiga, segi empat, dan lain-lain yang pengikatan dalam tangkainya dengan cara dipateri keras (brassing) atau dijepit menggunakan tangkai dan baut khusus. Jenis bahan pahat bubut yang banyak digunakan di industri-industri dan bengkel-bengkel antara lain baja karbon, hss, karbida, diamond, dan keramik.
Gambar 26. proses penggerindaan pahat bubut
            Selain pahat, yang termasuk ke dalam alat potong pada mesin bubut adalah bor senter yang digunakan untuk membuat lubang senter di ujung benda kerja sebagai tempat kedudukan senter putar atau tetap yang kedalamannya disesuaikan dengan kebutuhan yaitu sekitar  dari panjang bagian yang tirus pada bor senter tersebut. Selain bor, ada juga kartel. Kartel adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat alur-alur kecil pada permukaan benda kerja, agar tidak licin yang biasanya terdapat pada batang-batang penarik atau pemutar yang dipegang dengan tangan. Hasil pengkartelan ada yang belah ketupat dan ada yang lurus tergantung gigi kartelnya.
            Karena alat potong sangat penting pada proses pembubutan maka perlu pengecekan dan pengasahan alat potong sesuai bentuk mata potongnya.

E. Sistematika pelumasan mesin bubut
            Tujuan pelumasan pada bagian-bagian mesin bubut yang pertama adalah mengurangi gesekan, gesekan langsung antara dua permukaan bagian-bagian mesin yang bergerak. Dengan adanya lapisan pelumas diantara dua permukaan benda tadi,  maka gesekan tidak menjadi langsung, tetapi didasari/dialasi oleh lapisan minyak pelumas sehingga dapat mengurangi tahanan gesek atau perlawanan gerak. Hasil yang diperoleh, dengan adanya lapisan minyak pelumas saat adanya gerakan untuk saat akan bergerak  berputar lebih kecil, panas yang timbul akibat gesekan juga berkurang, pada akhirnya akan mengurangi biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan alat tersebut. Dengan adanya lapisan pelumas maka gesekan yang ditimbulkan pada bagian- bagian mesin akan berkurang sehingga keausan yang terjadi akan dapat berkurang.
            Yang kedua adalah mengurangi keausan, berkurangnya keausan akan memperoleh keuntungan ganda antara lain, mencegah biaya yang tinggi dari penggantian suku cadang (spare part) yang aus. Di samping itu juga mencegah kerugian yang diakibatkan oleh terhentinya proses produksi akibat kerusakan yang dialami oleh peralatan bersangkutan yang memerlukan waktu dan biaya perbaikan.
            Yang ketiga mengurangi panas, panas merupakan hasil kerja dari gesekan ataupun adanya sistem kerja pada suhu tinggi seperti kerja motor bakar dan lain sebagainya. Untuk memelihara suhu yang dikehendaki sekitar bagian-bagian mesin yang dilumasi tersebut, maka panas yang terjadi  dapat diserap oleh minyak pelumas dan batasan jumlah panas yang diserap bergantung kepada kemampuan dan proses pelumasan yang digunakan. Dengan sistem pelumasan sirkulasi, maka panas yang diserap  oleh minyak pelumas dibawa ke suatu sistem pendingin dan kembali lagi ke dalam sistem pelumasan pada suhu yang lebih rendah sesuai dengan yang diinginkan. Panas dalam kotak transmisi atau dalam kotak roda gigi, sebagian besar diteruskan ke dinding melalui minyak pelumas yang ada di dalamnya.
            Yang keempat mencegah karat, pada beberapa kondisi dalam sistem pelumasan seperti adanya udara yang mengandung uap air, adanya debu dan kotoran yang melekat, sehingga akan terjadi oksidasi di sekitar bagian-bagian mesin dan akibat dari semua itu akan  menimbukan proses pengkaratan dari peralatan terutama pada bagian- bagian yang langsung berhubungan dengan udara luar. Dengan adanya pelumas atau gemuk maka  bagian- bagian mesin atau permukaan logam  tersebut terlindungi dari pengaruh proses pengkaratan tersebut.
            Oleh karena itu semua minyak pelumas harus memiliki sifat-sifat yang dapat menetralkan pengotor atau harus dapat menjaga kestabilan pengaruh buruk yang berasal dari pengotor. Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh minyak pelumas antara lain : sifat kebasaan (alkalinity), sifat deterjensi (daya mencuci yang dapat menurunkan  tegangan permukaan) dan dispersi atau penyebaran yang baik dan sifat yang tahan terhadap oksidasi atau menghambat proses pengkaratan. Sifat kebasaan untuk menetralisir asam-asam yang terbentuk karena pengaruh dari luar (gas buang) maupun asam- asam yang terjadi akibat terjadinya korosi. Sifat deterjensi untuk membersihkan saluran-saluran atau bagian-bagian mesin yang dilalui minyak pelumas sehingga tidak akan terjadi penyumbatan. Sifat dispersi untuk menjadikan kotoran yang dibawa oleh minyak pelumas  tadi tidak jadi mengendap di dalam  carter  yang lama kelamaan  akan menjadi endapan berbentuk lumpur atau kotoran. Dengan sifat dispersi maka kotoran-kotoran tadi akan dipecah menjadi partikel-partikel yang lebih halus dan dapat mengambang di dalam minyak pelumas, sehingga saat minyak pelumas melalui sistem penyaringan maka semua kotoran akan tersaring dan tertahan di dalam filter, selanjutnya kotoran dapat dibuang pada saat pembersihan dan penggantian elemen filter. Sifat tahan terhadap oksidasi bertujuan untuk mencegah beroksidasi dengan uap air di dalam karter saat suhu mesin dingin, akan berubah menjadi embun dan bercampur dengan minyak pelumas. Oksidasi ini akan berakibat minyak pelumas menjadi lebih kental, karena adanya air dan belerang dari sisa pembakaran yang bereaksi menjadi asam sulfat yang sangat korosif.
1.      Meja Mesin (Bed)
            Permukaannya halus dan rata, sehingga gerakan kepala lepas dan lain-lain di atasnya lancar. Bila alas ini kotor atau rusak akan mengakibatkan jalannya eretan tidak lancar sehingga akan diperoleh hasil pembubutan yang tidak baik atau kurang presisi. Untuk menjaga agar jalannya eretan tetap rata, maka diperlukan pelumasan secara berkala pada permukaan meja mesin. Untuk proses pelumasannya dengan teknik pelumasan siram atau teknik  pelumasan semir, dengan cara disemprot atau dikus dengan oli pelapis anti karat.
2.      Eretan (Carriage)
            Eretan terdiri atas eretan memanjang (longitudinal carriage) yang bergerak sepanjang alas mesin, eretan melintang (cross carriage) yang bergerak melintang alas mesin, dan eretan atas (top carriage) yang bergerak sesuai dengan posisi penyetelan di atas eretan melintang. Kegunaan eretan ini adalah untuk memberikan pemakanan yang besarnya dapat diatur menurut kehendak operator yang dapat terukur dengan ketelitian tertentu yang terdapat pada roda pemutarnya. Perlu diketahui bahwa semua eretan dapat dijalankan secara otomatis ataupun manual. Pada eretan teknik  pelumasan dengan cara pelumasan teknik tekan atau dengan sistem hidrolik pada tuas pemompa oli atau pelumas kesela-sela antara meja dengan eretan. Mengapa digunakan sistem pelumasan seperti ini, agar proses pelumasan lebih cepat, praktis,dan dapat menjangkau bagian yang sempit seperti poros transportir penggerak maju mundur eretan pada saat digunakan.

3.      Kepala Lepas (Tail Stock)
            Kepala lepas sebagaimana digunakan untuk dudukan senter putar sebagai pendukung benda kerja pada saat pembubutan, dudukan bor tangkai tirus, dan cekam bor sebagai menjepit bor. Kepala lepas dapat bergeser sepanjang alas mesin, porosnya berlubang tirus sehingga memudahkan tangkai bor untuk dijepit. Tinggi kepala lepas sama dengan tinggi senter tetap. Kepala lepas ini terdiri dari dua bagian yaitu alas dan badan, yang diikat dengan 2 baut pengikat (A) yang terpasang pada kedua sisi alas. Kepala lepas sekaligus berfungsi untuk pengatur pergeseran badan kepala lepas untuk keperluan agar dudukan senter putar sepusat dengan senter tetap atau sumbu mesin atau tidak sepusat yaitu pada waktu membubut tirus di antara dua senter. Selain roda pemutar (B), kepala lepas juga terdapat dua lagi lengan pengikat yang satu (C) dihubungkan dengan alas yang dipasang mur, di mana fungsinya untuk mengikat kepala lepas terhadap alas mesin agar tidak terjadi pergerakan kepala lepas dari kedudukannya. Sedangkan yang satunya (D) dipasang pada sisi tabung luncur/rumah senter putar, bila dikencangkan berfungsi agar tidak terjadi pergerakan longitudinal sewaktu membubut. Pada sistem pelumasan pada tail stok menggunakan sistem pelumasan tekan, yang cara pelumasannya oli dimasukkan dan ditekan pada baut penyetel maju mundur, yang berada pada samping tuas pengunci.
Gambar 27. Kepala Lepas


4.      Penjepit Pahat (Tools Post)
            Penjepit pahat digunakan untuk menjepit atau memegang pahat, yang bentuknya ada beberapa macam. Jenis ini sangat praktis dan dapat menjepit pahat 4 (empat) buah sekaligus sehingga dalam suatu pengerjaan bila memerlukan 4 (empat) macam pahat dapat dipasang dan disetel sekaligus. Untuk penjepit pahat menggunakan teknik pelumasan eles atau siram dengan alat kuas atau semprotan oli.
5.      Eretan Atas
            Eretan atas berfungsi sebagai dudukan penjepit pahat yang sekaligus berfungsi untuk mengatur besaran majunya pahat pada proses pembubutan ulir, alur, tirus, champer (pingul), dan lain-lain yang ketelitiannya bisa mencapai 0,01 mm. Eretan ini tidak dapat dijalankan secara otomatis, melainkan hanya dengan cara manual. Kedudukannya dapat diatur dengan memutarnya sampai posisi 360°, biasanya digunakan untuk membubut tirus dan pembubutan ulir dengan pemakanan menggunakan eretan atas.
6.      Eretan Lintang
            Eretan lintang berfungsi untuk menggerakkan pahat melintang alas mesin atau arah ke depan atau ke belakang posisi operator yaitu dalam pemakanan benda kerja. Pada roda eretan ini juga terdapat dial pengukur untuk mengetahui berapa panjang langkah gerakan maju atau mundurnya pahat.

F. Intruksi keselamatan kerja pada mesin bubut
            Ada beberapa instruksi standar keselamatan kerja terkait dengan proses pembubutan, di antaranya adalah :
1.             Baca dulu instruksi manual sebelum mengoperasikan mesin.
2.             Upayakan tempat kerja tetap bersih dengan penerangan yang memadai.
3.             Semua peralatan harus digrounded.
4.             Yakinkan bahwa kondisi sumber tenaga berfungsi dengan baik, semua indikator berfungsi baik.
5.             Yakinkan bahwa kondisi elemen-elemen mesin terpasang pada tempatnya dan berfungsi sebagai unsur gerak mekanis untuk masing-masing keperluan, misal perangkat/perlengkapan (attachment) untuk pembubutan konis, pembubutan ulir, dan sebagainya.
6.             Gunakan selalu alat pelindung diri setiap saat bekerja dengan mesin.
7.             Hindari pengoperasian mesin pada lingkungan yang berbahaya, seperti lingkunganyang banyak mengandung bahan mudah terbakar.
8.             Yakinkan bahwa switch dalam keadaan OFF sebelum menghubungkan mesin dengan sumber listrik.
9.             Lakukan pemanasan (running maintenance) selama ± 5 s/d 10 menit, agar semua komponen menyesuaikan gerakan dan semua pelumas yang ada di bak pelumas sudah beredar melumasi elemen-elemen mesin.
10.         Jika pemanasan sudah cukup, pasang/jepit benda kerja pada ragum (chuck) yang sudah terpasang pada mesin, dengan posisi sesuai dengan bentuk pengerjaan, dan yakinkan bahwa benda kerja sudah terpasang dengan baik dan kuat.
11.         Memilih elemen perangkat pengerjaan (attachment) yang akan dipakai.
12.         Kemudian pasang alat potong pada pemegangnya (tool post), kemudian lakukan setting dengan benda kerjanya.
13.         Melakukan proses pemotongan, dengan mengatur pemakanan (feed), putaran mesin (rpm) sesuai dengan kecepatan potong, serta kedalaman pemakanan (depth of cut).
14.         Untuk menjaga keawetan mesin, pada waktu bekerja diwajibkan selalu memeriksa/memberi pelumas pada elemen mesin yang bergerak.
15.         Pertahankan kebersihan tempat kerja, bebas dari kekacauan (clutter), minyak dan sebagainya.
16.         Tetapkan batas aman untuk pengunjung.
17.         Jika sudah selesai digunakan mesin dibersihkan dari segala kotoran, kemudian lumasi bagian-bagian yang perlu agar terbebas dari korosi yang diakibatkan oleh oksidasi. Ketika membersihkan mesin, upayakan mesin dalam keadaan mati, akan lebih baik  jika hubungan dengan sumber listrik diputus.
18.         Gunakan selalu alat dan perlengkapan yang ditentukan.
19.         Gunakan selalu alat yang benar.























Tidak ada komentar:

Posting Komentar