PERAWATAN DAN
PEMELIHARAAN MESIN BUBUT
A. Pengertian mesin bubut
Mesin bubut merupakan salah satu jenis mesin perkakas.
Prinsip kerja pada proses turning atau lebih dikenal dengan proses bubut adalah
proses penghilangan bagian dari benda kerja untuk memperoleh bentuk tertentu.
Di sini benda kerja akan diputar/rotasi dengan kecepatan tertentu bersamaan
dengan dilakukannya proses pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara
translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda
kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut
gerak umpan (feeding).
Gambar 1. Gerakan Utama Mesin Bubut
B. Perawatan dan pemeliharaan bagian dan komponen
mesin bubut
Seperti mesin-mesin yang lain, mesin
bubut memiliki bagian-bagian yang memiliki fungsinya masing-masing.
Bagian-bagian utama pada mesin bubut konvesional pada umumnya sama walaupun
merk atau buatan pabrik yang berbeda, hanya saja terkadang posisi handel/tuas,
tombol, tabel penunjukan pembubutan, dan rangkaian penyusunan roda gigi untuk
berbagai jenis pembubutan letak/posisinya berbeda. Demikian juga cara
pengoperasiannya karena memiliki fasilitas yang sama juga tidak jauh berbeda.
Bagian-bagian mesin bubut ini tentu memiliki kemungkinan mengalami kerusakan,
oleh karena itu pada bagian – bagian ini perlu mendapatkan perawatan.
1. Sumbu Utama (Main Spindle)
Sumbu
utama atau dikenal dengan main spindle merupakan suatu sumbu utama mesin bubut
yang berfungsi sebagai dudukan chuck (cekam), plat pembawa, kolet, senter
tetap, dan lain-lain. Di dalam chuck atau cekam terdapat susunan roda gigi yang
dapat digeser-geser melalui handel/tuas untuk mengatur putaran mesin sesuai
kebutuhan pembubutan. Di dalam kepala tetap ini terdapat serangkaian susunan
roda gigi dan roda pulley bertingkat ataupun roda tunggal dihubungkan dengan
sabuk V atau sabuk rata. Dengan demikian, kita dapat memperoleh putaran yang
berbeda-beda apabila hubungan di antara roda tersebut diubah-ubah menggunakan
handel/tuas pengatur kecepatan (A), (C), dan (F). Roda (Pully V) bertingkat ini
biasanya terdiri dari 3 atau 4 buah keping dengan sumbu yang berbeda dan
diputar oleh sebuah motor listrik.
Putaran
yang dihasilkan ada dua macam yaitu putaran cepat dan putaran lambat. Putaran
cepat biasanya dilakukan pada kerja tunggal untuk membubut benda dengan sayatan
tipis, sedangkan putaran lambat untuk kerja ganda yaitu untuk membubut dengan
tenaga besar dan pemakanannya tebal (pengasaran). Arah putaran mesin dapat
dibalik menggunakan tuas pembalik putaran (C), hal ini diperlukan dengan maksud
misalnya untuk membubut ulir atau untuk membubut dengan arah berlawanan sesuai
dengan sudut mata potong pahat.
Gambar 2. Sumbu Utama
Kerusakan yang umum terjadi pada
kepala tetap mesin bubut di antaranya adalah putaran poros utama
tersendat-sendat dan terlalu berat, suhu atau temperatur pada kepala lepas
terlalu tinggi, terjadinya suara yang bising pada kepala lepas, serta tidak
senter. Hal ini biasanya dikarenakan karena bearing-bearing pada spindel utama
atau poros mesin bubut sudah aus/gocak/longgar. Memang untuk menggantinya
membutuhkan waktu cukup banyak, mengingat kita harus membongkar headstock
sebaiknya juga memeriksa baring-bearing pada sumbu transmisi.
Kerusakan yang seperti ini menyebabkan hasil
bubutan seperti oval. Ketika diukur dengan posisi berbeda 90 derajat ada
selisih besar diameternya. Terjadi baik kala membubut luar maupun membubut
diameter dalam (lubang).
Selain
pada poros utama, perawatan mesin bubut berkala
selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah cara menyetel roda gigi pengganti.
Rangkaian roda gigi pengganti atau changing gear bubut menghubungkan
rotasi spindle dengan poros otomatis pakan dan poros threading. Untuk
menyetelnya bisa ditempatkan kertas tipis diantara roda gigi satu dengan yang
lain. Roda gigi harus bisa berputar menggilas kertas tipis tersebut. Baut
penjepit kemudian harus diperketat. Lepaskan kertas tipis tersebut. Ruang
kosong antara gigi, di mana kertas tipis tadi ditempatkan, dikenal sebagai
backlash, yaitu speling antar roda gigi. Pada mesin bubut yang dianjurkan
adalah antara 0,007 dan 0,011 inci. Jika roda gigi yang berisik, berarti masih
terlalu rapat. Setelah selesai penyetelan tambahkan sedikit pelumas diantara
roda gigi.
Gambar 3. Pengaturan Backlash dalam
Rangkaian Roda Gigi Pengganti
Selanjutnya, bagian mesin bubut yang
memerlukan perawatan berkala adalah van
belt (Tali Kipas). Sabuk ini menghantarkan daya dari
motor ke poros. Untuk menemukan van belt ini, cukup membuka tutup ruang gigi
dan motor pada headstock. Pastikan bahwa semua kontrol listrik mati saat
melepas tali kipas.
Jika
Anda melihat bahwa satu atau lebih dari van belt yang tampaknya terlalu lentur
atau retak, ini harus mendapat perhatian atau diganti. Periksa ketegangan van
belt dengan menerapkan tekanan jari untuk van belt masing-masing pada titik
tengah antara dua vully. Untuk ketegangan yang benar defleksi (kekenduran) yang
diperbolehkan adalah sekitar 3 / 8 inci (9,2 mm) dalam sabuk
masing-masing. Jika jumlah defleksi lebih dari 3 / 8 inci di salah satu atau
lebih dari sabuk, harus diganti.
Gambar 4. Ruang Gear pada Headstock
Gambar 5. Memeriksa Ketegangan Tali
Kipas
2. Meja Mesin (Bed)
Meja mesin bubut berfungsi sebagai
tempat dudukan kepala lepas, eretan, penyangga diam (steady rest), dan merupakan tumpuan gaya pemakanan waktu
pembubutan. Bentuk alas ini bermacam-macam, ada yang datar dan ada yang salah
satu atau kedua sisinya mempunyai ketinggian tertentu.
Perawatan yang harus dilakukan pada
meja mesin ini adalah membersihkannya dari kotoran, beram-beram sisa
pembubutan, ataupun cairan pendingin karena permukaan meja mesin ini halus dan
rata, sehingga gerakan kepala lepas dan lain-lain di atasnya harus lancar
sehingga mesin bubut dapat menghasilkan hasil pembubutan yang presisi. Selain
itu, bedways atau lintasan merupakan
salah satu bagian yang paling sering mengalami keausan, karenanya pelumasan
adalah hal yang wajib dilakukan.
Gambar 6. Meja Mesin Bubut
Selanjutnya
adalah perawatan pada bantalan penghapus kotoran. Perawatan kali ini kelihatan
sepele, hal ini dikarenakan efek dari perawatan ini tidak terasa segera, tapi
setelah kurun waktu tertentu. Kebanyakan mesin bubut dilengkapi dengan bantalan
penghapus kotoran di bagian yang bersentuhan dengan bed. Bantalan ini biasanya terbuat
dari karet yang akan menampung minyak pelumas. Wiper dirancang untuk mencegah
chip kecil (bram/tatal) dan kotoran antara slide dan lintasan bed. Wiper
menahan partikel halus dari kotoran sebelum mereka mendapatkan ruang
diantara dua permukaan geser. Wiper sesekali harus dihapus, dibersihkan, dan
diisi dengan minyak secara teratur. Anda tidak harus menggunakan udara
bertekanan kompressor untuk membersihkan mesin bubut. Kompresi udara akan
mendorong partikel halus terjebak dalam wiper antara permukaan yang bersentuhan
dengan bed, menyebabkan keausan dini pada permukaan presisi.
Gambar 7. Wiper Pads
3. Eretan (Carriage)
Eretan
terdiri atas eretan memanjang (longitudinal
carriage) yang bergerak sepanjang alas mesin, eretan melintang (cross carriage) yang bergerak melintang
alas mesin, dan eretan atas (top carriage)
yang bergerak sesuai dengan posisi penyetelan di atas eretan melintang.
Kegunaan eretan ini adalah untuk memberikan pemakanan yang besarnya dapat
diatur menurut kehendak operator yang dapat terukur dengan ketelitian tertentu
yang terdapat pada roda pemutarnya. Perlu diketahui bahwa semua eretan dapat
dijalankan secara otomatis ataupun manual.
Gambar 8. Eretan
Kesalahan atau kerusakan yang sering
timbul pada eretan adalah pertama, eretan sangat berat meluncur pada mesin
bubut maka penyelesaianya adalah lakukan pemeriksaan baut-baut penyetel
kerapatan eretan, apabila terlalu kuat longgarkan baut-baut tersebut. Kedua,
hasil pekerjaan tidak rata.hal ini terjadi karena adanya ganguan pada pinion
gear, usaha mengatasinya ialah dengan memperbaki gigi pinion atau menganti gigi
pinion yang baru. Ketiga, pemakanan pada benda kerja tidak rata pada waktu
langkah otomatis atau penyayatan otomatis, hal ini disebabkan oleh tidak
senternya poros trasportir. Keempat terlalu berat pada waktu pemotongan
menyilang, kemungkinan ini disebabkan terlalu kuatnya pengikat baut untuk
pemotongan menyilang, maka longgarkan ikatan baut. Kelima, tidak rata permukaan
penyayatan menyilang (facing) yang
kemungkinan disebabkan tidak tepatnya penyetelan baut-baut pengikat poros utuk
pemakanan. Keenam, terlalu keras gerakan toolpost yang disebabkan oleh gangguan
pemasangan pasak. Ketujuh, kedudukan toolpost kurang teliti sehingga pemakanan
kurang baik. Kedelapan, pompa pada apron sangat sulit dioprasikan. Hal ini
disebabkan minyak pelumas yang sudah kotor, maka lakukan pembersian atau
pengantian minyak pelumas serta membersihkan pipa-pipa salurannya.
a.
Eretan Atas
Eretan atas berfungsi sebagai
dudukan penjepit pahat yang sekaligus berfungsi untuk mengatur besaran majunya
pahat pada proses pembubutan ulir, alur, tirus, champer (pingul), dan lain-lain
yang ketelitiannya bisa mencapai 0,01 mm. Eretan ini tidak dapat dijalankan
secara otomatis, melainkan hanya dengan cara manual. Kedudukannya dapat diatur
dengan memutarnya sampai posisi 360°, biasanya digunakan untuk membubut tirus
dan pembubutan ulir dengan pemakanan menggunakan eretan atas.
Untuk perawatan eretan atas, perlu
dilakukan pengecekan secara rutin atau sebelum melakukan pembubutan, jika pada
setiap eretan timbul gesekan berarti perlu dilakukan pelumasan. Jika pada tutup eretan pecah maka
harus mengganti tutup eratan yang baru. Jika eretan atas juga menggunakan gib
tirus maka hal yang kita lakukan untuk menyetelnya, sama menyetel gib pada
eretan melintang, namun jika menggunakan gib lurus maka kita harus menyetel
baut-baut pengunci di sebelahnya.
Gambar 9. Eretan Atas
b.
Eretan Lintang
Eretan lintang berfungsi untuk
menggerakkan pahat melintang alas mesin atau arah ke depan atau ke belakang
posisi operator yaitu dalam pemakanan benda kerja. Pada roda eretan ini juga
terdapat dial pengukur untuk mengetahui berapa panjang langkah gerakan maju
atau mundurnya pahat.
Untuk perawatan eretan lintang,
perlu dilakukan pengecekan secara rutin atau sebelum melakukan pembubutan, jika
pada setiap eretan timbul gesekan berarti perlu dilakukan pelumasan. Jika pada tutup eretan pecah maka harus
mengganti tutup eratan yang baru. Untuk mengetahui kelonggaran eretan, bisa
dengan menggoyangkan bagian atasnya atau dengan memutar handelnya maju mundur
sambil menahan bagian atas eretan. Jika terasa longgar lakukan hal
berikut : pertama melonggarkan sekrup GiB yang sama di muka dan belakang eretan
melintang, kemudian kembali mengencangkan sekrup depan untuk menyesuaikan GiB
di posisi baru lalu mengencangkan atau memberi tahanan dengan baut di
bagian belakang agar memperoleh toleransi gesekan yang cukup. Setelah penyesuaian
selesai, gerakkan eretan melintang ke seluruh lintasannya untuk memastikan
kelancaran gerakannya.
Gambar 10. Baut Penyetel di Depan
4. Kepala Lepas (Tail Stock)
Kepala lepas digunakan untuk dudukan
senter putar sebagai pendukung benda kerja pada saat pembubutan, dudukan bor
tangkai tirus, dan cekam bor sebagai menjepit bor. Kepala lepas dapat bergeser
sepanjang alas mesin, porosnya berlubang tirus sehingga memudahkan tangkai bor
untuk dijepit. Tinggi kepala lepas sama dengan tinggi senter tetap.
Kepala lepas ini terdiri dari dua
bagian yaitu alas dan badan, yang diikat dengan 2 baut pengikat (A) yang
terpasang pada kedua sisi alas. Kepala lepas sekaligus berfungsi untuk pengatur
pergeseran badan kepala lepas untuk keperluan agar dudukan senter putar sepusat
dengan senter tetap atau sumbu mesin atau tidak sepusat yaitu pada waktu
membubut tirus di antara dua senter. Selain roda pemutar (B), kepala lepas juga
terdapat dua lagi lengan pengikat yang satu (C) dihubungkan dengan alas yang
dipasang mur, di mana fungsinya untuk mengikat kepala lepas terhadap alas mesin
agar tidak terjadi pergerakan kepala lepas dari kedudukannya. Sedangkan yang
satunya (D) dipasang pada sisi tabung luncur/rumah senter putar, bila
dikencangkan berfungsi agar tidak terjadi pergerakan longitudinal sewaktu
membubut.
Gambar 11. Kepala Lepas
Kepala
lepas mudah bergetar atau tidak stabil selama pelaksanan pembubutan. Jika hal
ini terjadi kemungkinan ialah kurang kuatnya pengikat baut pengikat kepala
lepas dengan meja atau rangka mesin. Sehingga yang perlu dilakukan adalah
mengencangkan pengikat baut kepala lepas dengan meja atau rangka mesin. Selain
itu tail stock yang tidak pusat menyebabkan mesin bubut menghasilkan pemotongan
yang tidak lurus.
Posisi tuas pengunci penjepit
bed pada tailstock harus disesuaikan dan harus
ditempatkan sebelum pusat mati atas atau tidak sampai posisi 90 derajat. Hal
ini dimaksudkan agar mendapatkan jepitan yang lebih kuat.
Gambar 10. Posisi Tuas Pengunci
Penjepit Bed pada Tailstock
Tuas ini disesuaikan dengan baut
mengunci yang terletak di bagian bawah plat tailstock yang menjepitnya dengan
bed. Putar baut searah jarum jam untuk meningkatkan kekuatan penjepit. Bubut
juga dapat dilengkapi dengan baut tambahan pada tailstock tersebut. Baut ini
digunakan untuk memberikan tindakan penjepit tambahan bila diperlukan, misalnya
bila menggunakan tailstock untuk proses masal dengan ukuran yang sama, sehingga
tidak perlu mengencangkan tuas berulang kali, karena posisinya telah dimatikan
oleh baut ini untuk sementara.
5. Tuas Pengatur Kecepatan Transporter
dan Sumbu Pembawa
Tuas pengatur kecepatan (A),
digunakan untuk mengatur kecepatan poros transporter dan sumbu pembawa. Ada dua
pilihan kecepatan yaitu kecepatan tinggi dan kecepatan rendah. Kecepatan tinggi
digunakan untuk pengerjaan benda-benda berdiameter kecil dan pengerjaan
penyelesaian, sedangkan kecepatan rendah digunakan untuk pengerjaan pengasaran,
ulir, alur, mengkartel, dan pemotongan (cut
off).
Gambar 12. Tuas Pengatur Kecepatan Transporter
dan Sumbu Pembawa
6. Penjepit Pahat (Tools Post)
Penjepit pahat digunakan untuk
menjepit atau memegang pahat, yang bentuknya ada beberapa macam. Jenis ini
sangat praktis dan dapat menjepit pahat 4 (empat) buah sekaligus sehingga dalam
suatu pengerjaan bila memerlukan 4 (empat) macam pahat dapat dipasang dan
disetel sekaligus.
Gambar 3.14 : Toolpost
7. Kran Pendingin
Kran pendingin digunakan untuk
menyalurkan pendingin (collant) kepada benda kerja yang sedang dibubut dengan
tujuan untuk mendinginkan pahat pada waktu penyayatan sehingga dapat menjaga
pahat tetap tajam dan panjang umurnya. Hasil bubutannya pun halus.
Gambar 3.15 : Kran Pendingin
8. Roda Pemutar
Roda pemutar yang terdapat pada
kepala lepas digunakan untuk menggerakkan poros kepala lepas maju ataupun
mundur. Berapa panjang yang ditempuh ketika maju atau mundur dapat diukur
dengan membaca cincin berskala (dial) yang ada pada roda pemutar tersebut.
Pergerakan ini diperlukan ketika hendak melakukan pengeboran untuk mengetahui atau
mengukur seberapa dalam mata bor harus dimasukkan.
9. Transporter dan Sumbu Pembawa
Transporter atau poros transporter
adalah poros berulir segi empat atau trapesium yang biasanya memiliki kisar 6
mm, digunakan untuk membawa eretan pada waktu kerja otomatis, misalnya waktu
membubut ulir, alur, atau pekerjaan pembubutan lainnya. Sedangkan sumbu pembawa
atau poros pembawa adalah poros yang selalu berputar untuk membawa atau
mendukung jalannya eretan.
Gambar
16. Transporter dan Sumbu Pembawa
10. Tuas Penghubung
Tuas penghubung sebagaimana
digunakan untuk menghubungkan roda gigi yang terdapat pada eretan dengan poros
transpoter sehingga eretan akan dapat berjalan secara otomatis sepanjang alas
mesin. Tuas penghubung ini mempunyai dua kedudukan. Kedudukan di atas berarti
membalik arah gerak putaran (arah putaran berlawanan jarum jam) dan posisi ke
bawah berarti gerak putaran searah jarum jam.
C. Perawatan dan pemeliharaan alat kelengkapan mesin
bubut
1. Cekam (Chuck)
Cekam adalah sebuah alat yang
digunakan untuk menjepit benda kerja. Jenisnya ada yang berahang tiga sepusat (Self centering chuck), dan ada juga yang
berahang tiga dan empat tidak sepusat (Independenc
chuck).
Gambar 17. Cekam
Cekam rahang tiga sepusat, digunakan
untuk benda-benda silindris, di mana gerakan rahang bersama-sama pada saat
dikencangkan atau dibuka. Sedangkan gerakan untuk rahang tiga dan empat tidak
sepusat, setiap rahang dapat bergerak sendiri tanpa diikuti oleh rahang yang
lain, maka jenis ini biasanya untuk mencekam benda-benda yang tidak silindris
atau digunakan pada saat pembubutan eksentrik.
Gambar 18 Jenis Cekam
Perlu diketahui bahwa cekam rahang
tiga maupun rahang empat dapat digunakan untuk menjepit bagian dalam atau
bagian luar benda kerja. Posisi rahang dapat dibalik apabila dipergunakan untuk
menjepit benda silindris atau untuk benda yang bukan silindris, misalnya flens,
benda segi empat, dan lain-lain.
Pada chuck sering terjadi kebalingan,
jumlah baut pengikat poros chuck dalam yang kurang, atau baut chuck patah. Maka
chuck tersebut harus disetel kembali ke keadaan semula serta sering dibersihkan
agar hasil penyayatan lebih baik.
Gambar 19. Cara Membersihkan Cekam
Pada kunci chuck adalah bagian alat
yang sangat penting, karena alat yang sering digunakan untuk membuka dan
mengencangkan pencekam, perawatan yang harus dilakukan adalah :
a. Periksa bagian pengencang/ mulut
pengunci terlihat aus atau tidak, jika terjadi aus maka pengencangangan terjadi
slip.
b. Jika terjadi aus, perlu penambahan
daging, dengan cara pengelasan listrik.
c. Setelah dilas kemudian, fraislah
pengunci hingga terbentuk persegi (segi empat).
d. Setelah terbentuk, rapihkanlah
bagian yang tajam agar tidak melukai pekerja.
2. Plat Pembawa
Plat pembawa ini berbentuk bulat
pipih digunakan untuk memutar pembawa sehingga benda kerja yang terpasang
padanya akan ikut berputar dengan poros mesin, permukaannya ada yang beralur,
dan ada yang berlubang.
Gambar 20. Plat Pembawa
3. Pembawa
Pembawa ada 2 (dua) jenis, yaitu
pembawa berujung lurus dan pembawa berujung bengkok. Pembawa berujung lurus
digunakan berpasangan dengan plat pembawa rata sedangkan pembawa berujung
bengkok dipergunakan dengan plat pembawa beralur. Caranya benda kerja
dimasukkan ke dalam lubang pembawa, terbatas dengan besarnya lubang pembawa
kemudian dijepit dengan baut yang ada pada pembawa tersebut, sehingga akan
dapat berputar bersama-sama dengan sumbu utama. Hal ini digunakan bilamana
dikehendaki membubut menggunakan dua buah senter.
Gambar 21. Pembawa
4. Penyangga
Penyangga ada dua macam yaitu
penyangga tetap (steady rest), dan
penyangga jalan (follower rest).
Penyangga ini digunakan untuk membubut benda-benda yang panjang, karena benda
kerja yang panjang apabila tidak dibantu penyangga maka hasil pembubutan akan
menjadi berpenampang elip/oval, tidak silindris, dan tidak rata. Apalagi bila
membubut bagian dalam maka penyangga ini mutlak diperlukan. Penyangga tetap
diikat dengan alas mesin sehingga dalam keadaan tetap pada kedudukannya, sedang
penyangga jalan diikatkan pada meja eretan, sehingga pada saat eretan memanjang
bergerak maka penyangga jalan mengikuti tempat kedudukan eretan tersebut.
Gambar 22. Penyangga
5. Kolet (Collet)
Kolet digunakan untuk menjepit benda
silindris yang sudah halus dan biasanya berdiameter kecil. Bentuknya bulat
panjang dengan leher tirus dan berlubang, ujungnya berulir dan kepalanya
dibelah menjadi tiga.
Gambar 23. Kolet
Kolet mempunyai ukuran yang
ditunjukkan pada bagian mukanya yang menyatakan besarnya diameter benda yang
dapat dicekam. Misalnya kolet berukuran 8 mm, berarti kolet ini dipergunakan
untuk menjepit benda kerja berukuran 8
mm. Pemasangan kolet adalah pada kepala tetap dan dibantu dengan kelengkapan
untuk menarik kolet tersebut. Karena kolet berbentuk tirus, alat penariknya pun
berbentuk lubang tirus, dengan memutar ke kanan uliran batangnya.
6. Senter
Senter terbuat dari baja yang
dikeraskan dan digunakan untuk mendukung benda kerja yang akan dibubut. Ada dua
jenis senter yaitu senter mati (tetap) dan senter putar. Pada umumnya senter
putar pemasangannya pada ujung kepala lepas dan senter tetap pemasangan-nya
pada sumbu utama mesin (main spindle).
Bagian senter yang mendukung benda
kerja mempunyai sudut 60°, dan dinamakan senter putar karena pada saat benda
kerjanya berputar senternya pun ikut berputar. Berlainan dengan senter mati
(tetap) untuk penggunaan pembubutan di antara dua senter, benda tersebut hanya
ikut berputar bersama mesin namun ujungnya tidak terjadi gesekan dengan ujung
benda kerja yang sudah diberi lubang senter. Walaupun tidak terjadi gesekan
sebaiknya sebelum digunakan, ujung senter dan lubang senter pada benda kerja
diberi greace/gemuk atau pelumas sejenis lainnya.
Gambar 24. Senter
7. Kelengkapan Tirus (Taper Attachment)
Alat ini digunakan untuk membubut
tirus. Selain menggunakan alat ini membubut tirus juga dapat dilakukan dengan
cara menggeser kedudukan kepala lepas ataupun menggunakan eretan atas.
Gambar 25. Kelengkapan Tirus
D. Perawatan dan pemilharaan alat potong mesin bubut
Yang dimaksud dengan alat potong
adalah alat/pisau yang digunakan untuk menyayat produk/benda kerja. Dalam
pekerjaan pembubutan alat potong yang digunakan adalah :
a. Pahat bubut rata kanan.
Memiliki sudut baji 80º dan
sudut-sudut bebas lainnya. Pada umumnya digunakan untuk pembubutan rata
memanjang yang pemakanannya dimulai dari kiri ke arah kanan mendekati posisi
cekam.
b. Pahat bubut rata kiri
Memiliki sudut baji 55º dan
sudut-sudut bebas lainnya. Pada umumnya digunakan untuk pembubutan rata
memanjang yang pemakaiannya dimulai dari kiri ke arah kanan mendekati posisi
kepala lepas,
c. Pahat bubut muka
Memiliki sudut baji 55° dan
sudut-sudut bebas lainnya. Pada umumnya digunakan untuk pembubutan rata
permukaan benda kerja (facing) yang
pemakanannya dapat dimulai dari luar benda kerja ke arah mendekati titik senter
dan juga dapat dimulai dari titik senter ke arah luar benda kerja tergantung
arah putaran mesinnya.
d. Pahat bubut luar
Prosesnya adalah benda kerja yang
akan dibubut bergerak berputar sedangkan pahatnya bergerak memanjang,
melintang, atau menyudut tergantung pada hasil pembubutan yang diinginkan.
e. Pahat bubut dalam
Digunakan untuk membubut bagian
dalam atau memperbesar lubang yang sebelumnya telah dikerjakan dengan mata bor.
f. Pahat potong
Menggunakan tangkai digunakan untuk
memotong benda kerja.
g. Pahat bentuk
Digunakan untuk membentuk permukaan
benda kerja dan bentuknya sangat banyak dan dapat diasah sesuai bentuk yang
dikehendaki operatornya.
h. Pahat keras
Pahat yang terbuat dari logam keras
yang mengandung bahan karbon tinggi yang dipadu dengan bahan-bahan lainnya,
seperti cemented carbid, tungsten, wide, dan lain-lain. Pahat jenis ini tahan
terhadap suhu kerja sampai dengan kurang lebih 1.000° c, sehingga tahan aus/gesekan
tetapi getas/rapuh dan dalam pengoperasiannya tidak harus menggunakan
pendingin, sehingga cocok untuk mengerjakan baja, besi tuang, dan jenis baja
lainnya dengan pemakanan yang tebal namun tidak boleh mendapat tekanan yang
besar. Di pasaran pahat jenis ini ada yang berbentuk segi tiga, segi empat, dan
lain-lain yang pengikatan dalam tangkainya dengan cara dipateri keras (brassing) atau dijepit menggunakan
tangkai dan baut khusus. Jenis bahan pahat bubut yang banyak digunakan di
industri-industri dan bengkel-bengkel antara lain baja karbon, hss, karbida,
diamond, dan keramik.
Gambar 26. proses penggerindaan
pahat bubut
Selain pahat, yang termasuk ke dalam
alat potong pada mesin bubut adalah bor senter yang digunakan untuk membuat
lubang senter di ujung benda kerja sebagai tempat kedudukan senter putar atau
tetap yang kedalamannya disesuaikan dengan kebutuhan yaitu sekitar
dari panjang bagian yang tirus pada bor senter
tersebut. Selain bor, ada juga kartel. Kartel adalah suatu alat yang digunakan
untuk membuat alur-alur kecil pada permukaan benda kerja, agar tidak licin yang
biasanya terdapat pada batang-batang penarik atau pemutar yang dipegang dengan
tangan. Hasil pengkartelan ada yang belah ketupat dan ada yang lurus tergantung
gigi kartelnya.
Karena alat potong sangat penting
pada proses pembubutan maka perlu pengecekan dan pengasahan alat potong sesuai
bentuk mata potongnya.
E. Sistematika pelumasan mesin bubut
Tujuan
pelumasan pada bagian-bagian mesin bubut yang pertama adalah mengurangi gesekan,
gesekan langsung antara dua permukaan
bagian-bagian mesin yang bergerak. Dengan adanya lapisan pelumas diantara dua permukaan benda tadi, maka gesekan tidak menjadi
langsung, tetapi didasari/dialasi oleh lapisan
minyak pelumas sehingga dapat mengurangi
tahanan gesek atau perlawanan gerak.
Hasil yang diperoleh, dengan adanya lapisan
minyak pelumas saat adanya gerakan untuk
saat akan bergerak berputar lebih kecil, panas yang timbul akibat gesekan
juga berkurang, pada
akhirnya akan mengurangi biaya
yang diperlukan untuk mengoperasikan alat
tersebut. Dengan adanya lapisan pelumas maka
gesekan yang ditimbulkan pada bagian- bagian
mesin akan berkurang sehingga keausan yang
terjadi akan dapat berkurang.
Yang
kedua adalah mengurangi keausan, berkurangnya
keausan akan memperoleh keuntungan
ganda antara lain, mencegah biaya yang
tinggi dari penggantian suku cadang (spare part) yang aus. Di samping itu
juga mencegah kerugian yang
diakibatkan oleh terhentinya
proses produksi akibat kerusakan yang
dialami oleh peralatan bersangkutan yang memerlukan
waktu dan biaya perbaikan.
Yang
ketiga mengurangi panas, panas merupakan
hasil kerja dari gesekan ataupun adanya
sistem kerja pada suhu tinggi seperti kerja
motor bakar dan lain sebagainya. Untuk memelihara
suhu yang dikehendaki sekitar bagian-bagian
mesin yang dilumasi tersebut, maka panas yang terjadi dapat diserap oleh minyak
pelumas dan batasan jumlah panas yang diserap
bergantung kepada kemampuan dan proses
pelumasan yang digunakan. Dengan sistem pelumasan sirkulasi, maka panas yang diserap
oleh minyak pelumas dibawa ke suatu sistem pendingin dan kembali lagi ke
dalam sistem pelumasan pada
suhu yang lebih rendah sesuai
dengan yang diinginkan. Panas dalam kotak
transmisi atau dalam kotak roda gigi, sebagian
besar diteruskan ke dinding melalui minyak
pelumas yang ada di dalamnya.
Yang
keempat mencegah karat, pada beberapa
kondisi dalam sistem pelumasan seperti
adanya udara yang mengandung uap air, adanya
debu dan kotoran yang melekat, sehingga
akan terjadi oksidasi di sekitar bagian-bagian mesin dan akibat dari semua itu
akan menimbukan proses pengkaratan dari
peralatan terutama pada bagian-
bagian yang langsung berhubungan dengan udara luar. Dengan
adanya
pelumas atau gemuk maka bagian- bagian mesin atau permukaan logam tersebut terlindungi
dari pengaruh proses pengkaratan tersebut.
Oleh
karena itu semua minyak pelumas
harus memiliki sifat-sifat yang dapat menetralkan
pengotor atau harus dapat menjaga kestabilan
pengaruh buruk yang berasal dari pengotor.
Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh minyak
pelumas antara lain : sifat kebasaan (alkalinity), sifat deterjensi (daya
mencuci yang dapat menurunkan tegangan permukaan) dan dispersi
atau penyebaran yang baik dan sifat yang
tahan terhadap oksidasi atau menghambat proses
pengkaratan. Sifat kebasaan untuk menetralisir
asam-asam yang terbentuk karena pengaruh dari luar (gas buang) maupun asam- asam yang terjadi akibat terjadinya
korosi. Sifat deterjensi untuk
membersihkan saluran-saluran atau
bagian-bagian mesin yang dilalui minyak pelumas
sehingga tidak akan terjadi penyumbatan.
Sifat dispersi untuk menjadikan kotoran
yang dibawa oleh minyak pelumas tadi tidak jadi mengendap di dalam carter
yang lama kelamaan akan menjadi endapan berbentuk
lumpur atau kotoran. Dengan sifat dispersi
maka kotoran-kotoran tadi akan dipecah
menjadi partikel-partikel yang lebih halus
dan dapat mengambang di dalam minyak pelumas,
sehingga saat minyak pelumas melalui sistem
penyaringan maka semua kotoran akan tersaring
dan tertahan di dalam filter, selanjutnya
kotoran dapat dibuang pada saat pembersihan
dan penggantian elemen filter. Sifat
tahan terhadap oksidasi bertujuan untuk mencegah
beroksidasi dengan uap air di dalam karter
saat suhu mesin dingin, akan berubah menjadi
embun dan bercampur dengan minyak pelumas.
Oksidasi ini akan berakibat minyak pelumas
menjadi lebih kental, karena adanya air dan
belerang dari sisa pembakaran yang bereaksi
menjadi asam sulfat yang sangat korosif.
1. Meja
Mesin (Bed)
Permukaannya
halus dan rata, sehingga gerakan kepala lepas dan lain-lain di atasnya lancar. Bila
alas ini kotor atau rusak akan mengakibatkan jalannya eretan tidak lancar sehingga
akan diperoleh hasil pembubutan yang tidak baik atau kurang presisi. Untuk
menjaga agar jalannya eretan tetap rata, maka diperlukan pelumasan secara
berkala pada permukaan meja mesin. Untuk proses pelumasannya dengan teknik
pelumasan siram atau teknik pelumasan semir, dengan cara disemprot
atau dikus dengan oli pelapis anti karat.
2. Eretan
(Carriage)
Eretan
terdiri atas eretan memanjang (longitudinal
carriage) yang bergerak sepanjang alas mesin, eretan melintang (cross carriage) yang bergerak melintang
alas mesin, dan eretan atas (top
carriage) yang bergerak sesuai dengan posisi penyetelan di atas eretan
melintang. Kegunaan eretan ini adalah untuk memberikan pemakanan yang besarnya
dapat diatur menurut kehendak operator yang dapat terukur dengan ketelitian
tertentu yang terdapat pada roda pemutarnya. Perlu diketahui bahwa semua eretan
dapat dijalankan secara otomatis ataupun manual. Pada eretan
teknik pelumasan dengan cara pelumasan teknik tekan atau dengan
sistem hidrolik pada tuas pemompa oli atau pelumas kesela-sela antara meja
dengan eretan. Mengapa digunakan sistem pelumasan seperti ini, agar proses
pelumasan lebih cepat, praktis,dan dapat menjangkau bagian yang sempit seperti
poros transportir penggerak maju mundur eretan pada saat digunakan.
3. Kepala
Lepas (Tail Stock)
Kepala
lepas sebagaimana digunakan untuk dudukan senter putar sebagai pendukung
benda kerja pada saat pembubutan, dudukan bor tangkai tirus, dan cekam bor
sebagai menjepit bor. Kepala lepas dapat bergeser sepanjang alas mesin,
porosnya berlubang tirus sehingga memudahkan tangkai bor untuk dijepit.
Tinggi kepala lepas sama dengan tinggi senter tetap. Kepala lepas ini terdiri
dari dua bagian yaitu alas dan badan, yang diikat dengan 2 baut pengikat
(A) yang terpasang pada kedua sisi alas. Kepala lepas sekaligus berfungsi untuk
pengatur pergeseran badan kepala lepas untuk keperluan agar dudukan senter
putar sepusat dengan senter tetap atau sumbu mesin atau tidak sepusat yaitu
pada waktu membubut tirus di antara dua senter. Selain roda pemutar (B),
kepala lepas juga terdapat dua lagi lengan pengikat yang satu (C) dihubungkan
dengan alas yang dipasang mur, di mana fungsinya untuk mengikat kepala lepas
terhadap alas mesin agar tidak terjadi pergerakan kepala lepas dari kedudukannya.
Sedangkan yang satunya (D) dipasang pada sisi tabung luncur/rumah senter putar,
bila dikencangkan berfungsi agar tidak terjadi pergerakan longitudinal sewaktu
membubut. Pada sistem pelumasan pada tail
stok menggunakan sistem pelumasan tekan, yang cara pelumasannya oli
dimasukkan dan ditekan pada baut penyetel maju mundur, yang berada pada
samping tuas pengunci.
Gambar
27. Kepala Lepas
4. Penjepit
Pahat (Tools Post)
Penjepit
pahat digunakan untuk menjepit atau memegang pahat, yang bentuknya ada
beberapa macam. Jenis ini sangat praktis dan dapat menjepit pahat 4 (empat)
buah sekaligus sehingga dalam suatu pengerjaan bila memerlukan 4 (empat) macam
pahat dapat dipasang dan disetel sekaligus. Untuk penjepit pahat menggunakan
teknik pelumasan eles atau siram dengan alat kuas atau semprotan oli.
5. Eretan
Atas
Eretan
atas berfungsi sebagai dudukan penjepit pahat yang sekaligus berfungsi untuk
mengatur besaran majunya pahat pada proses pembubutan ulir, alur, tirus, champer (pingul), dan lain-lain
yang ketelitiannya bisa mencapai 0,01 mm. Eretan ini tidak dapat dijalankan
secara otomatis, melainkan hanya dengan cara manual. Kedudukannya dapat diatur
dengan memutarnya sampai posisi 360°, biasanya digunakan untuk membubut
tirus dan pembubutan ulir dengan pemakanan menggunakan eretan atas.
6. Eretan
Lintang
Eretan
lintang berfungsi untuk menggerakkan pahat melintang alas mesin atau arah ke
depan atau ke belakang posisi operator yaitu dalam pemakanan benda kerja. Pada
roda eretan ini juga terdapat dial pengukur untuk mengetahui berapa
panjang langkah gerakan maju atau mundurnya pahat.
F. Intruksi keselamatan kerja pada mesin bubut
Ada
beberapa instruksi standar keselamatan kerja terkait dengan proses pembubutan, di
antaranya adalah :
1.
Baca dulu instruksi
manual sebelum mengoperasikan mesin.
2.
Upayakan tempat kerja
tetap bersih dengan penerangan yang memadai.
3.
Semua peralatan harus
digrounded.
4.
Yakinkan bahwa kondisi
sumber tenaga berfungsi dengan baik, semua indikator berfungsi baik.
5.
Yakinkan bahwa kondisi
elemen-elemen mesin terpasang pada tempatnya dan berfungsi sebagai unsur gerak
mekanis untuk masing-masing keperluan, misal perangkat/perlengkapan
(attachment) untuk pembubutan konis, pembubutan ulir, dan sebagainya.
6.
Gunakan selalu alat
pelindung diri setiap saat bekerja dengan mesin.
7.
Hindari pengoperasian
mesin pada lingkungan yang berbahaya, seperti lingkunganyang banyak mengandung
bahan mudah terbakar.
8.
Yakinkan bahwa switch
dalam keadaan OFF sebelum menghubungkan mesin dengan sumber listrik.
9.
Lakukan pemanasan (running maintenance) selama ± 5 s/d 10
menit, agar semua komponen menyesuaikan gerakan dan semua pelumas yang ada di
bak pelumas sudah beredar melumasi elemen-elemen mesin.
10.
Jika pemanasan sudah
cukup, pasang/jepit benda kerja pada ragum (chuck) yang sudah terpasang pada
mesin, dengan posisi sesuai dengan bentuk pengerjaan, dan yakinkan bahwa benda
kerja sudah terpasang dengan baik dan kuat.
11.
Memilih elemen
perangkat pengerjaan (attachment)
yang akan dipakai.
12.
Kemudian pasang alat
potong pada pemegangnya (tool post),
kemudian lakukan setting dengan benda kerjanya.
13.
Melakukan proses
pemotongan, dengan mengatur pemakanan (feed),
putaran mesin (rpm) sesuai dengan
kecepatan potong, serta kedalaman pemakanan (depth of cut).
14.
Untuk menjaga keawetan
mesin, pada waktu bekerja diwajibkan selalu memeriksa/memberi pelumas pada
elemen mesin yang bergerak.
15.
Pertahankan kebersihan
tempat kerja, bebas dari kekacauan (clutter),
minyak dan sebagainya.
16.
Tetapkan batas aman
untuk pengunjung.
17.
Jika sudah selesai digunakan
mesin dibersihkan dari segala kotoran, kemudian lumasi bagian-bagian yang perlu
agar terbebas dari korosi yang diakibatkan oleh oksidasi. Ketika membersihkan
mesin, upayakan mesin dalam keadaan mati, akan lebih baik jika
hubungan dengan sumber listrik diputus.
18.
Gunakan selalu alat dan
perlengkapan yang ditentukan.
19.
Gunakan selalu alat
yang benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar